Dalam postingan terdahulu saya tulis bahwa pelaksanaan
kurikulum 2013 akan menemui kendala-kendala diantaranya kendala dari guru
sendiri, siswa, orang tua/masyarakat, dan lembaga. Hal ini sudah kami jelaskan alasannya, namun
kali ini akan kami ulas kembali. Selain
itu tulisan ini hanyalah ungkapan jiwa saya yang sudah terlalu idealis menaruh
harapan pada kurikulum 2013, namun sepertinya kok jauh dari harapan. Mengapa
demikian?
Kami merasa senang mendapat undangan dari kabupaten dalam
acara implementasi kurikulum 2013. Harapan saya ketika itu kami akan mendapat
teknik dan metode baru tentang bagaimana kita akan mengembangkan sikap perilaku
siswa, mengembangkan potensi-potensi siswa, mengembangkan penilaian-penilaian
perilaku dan sikap yang benar, dan lain-lain yang berhubungan dengan hal-hal
baru dalam menghadapi kurikulum 2013. Sesuai dengan tawaran pada kurikulum 2013
bahwa nilai sikap dan perilaku siswa menjadi acuan utama dalam pembelajaran.
Itulah harapan saya. Tetapi ternyata bukan itu semua yang dibahas. Justru hal-hal lama yang menjadi pokok
bahasan. Bagaimana kita mengolah angka-angka (akademik) sehingga menjadi
nilai. Sehingga nantinya keberhasilan
siswa ditentukan semata-mata dengan angka-angka tersebut walaupun akhirnya akan dikonversi.
Dimanakah letak sikap perilaku siswa yang diunggulkan kurikulum 2013? Bagaimana
kita akan mengembangkan sikap siswa dalam berinovasi, berkreasi dan
sebagainya. Dapatkah kurikulum 2013
mengubah sikap dan perilaku siswa? apakah karena sikap dan perilaku mudah kita
nilai bahkan mudah juga kita abaikan? Saya sendiri bingung. Apa mungkin
casingnya kurikulum saja yang berubah sedangkan isinya tetap?
Yang perlu kita tahu, jika nilai-nilai (pengetahuan) sebagai acuan utama, terlebih nilai-nilai akademik
tersebut sebagai sarana kompetisi sekolah, nilai-nilai akademik sebagai bentuk
keberhasilan dan kegagalan, maka jangan harap pendidikan sikap dan perilaku
dapat berhasil. Mengapa? Guru akan berbondong-bondong mengembangkan pengetahuan
(akademik) saja karena jika tidak maka nilai-nilai akademik siswanya akan
kurang. Guru akan merasa malu dan gagal dalam mengajar karena akan diketahui
banyak orang. Contohnya ketika ada UN.
Yang dilakukan guru hanya menyampaikan apa yang ada dalam UN. Semua diabaikan.
Yang penting UN nilainya baik, guru tidak akan merasa malu. Siswa akan diterima
di SLTP dambaannya. Tidak peduli dengan sikap.
Akhirnya, jika guru terfokus pada pengetahuan dalam
pembelajarannya maka tidak bijaksana jika kemudian guru disalahkan karena
tuntutan menghendaki demikian. Tidak bijaksana pula jika guru disalahkan ketika
guru mengabaikan sikap dan perilaku
siswa karena hal tersebut sangat implisit sekali dan tidak adanya penekanan
yang nyata.
Bisakah mengubah cara pembelajaran dengan mudah?
Sangat-sangat bisa dan mudah . Tinggal ubah saja bentuk evaluasinya. Jika
keinginan supaya siswa berperilaku baik,
maka nilai perilaku baik itulah yang digunakan sebagai sarana kompetisi,
sarana kenaikan dan kelulusan, dan sarana mesuk kejenjang pendidikan
selanjutnya. Jika keinginan kita siswa mampu berinovasi, maka nilai inovasi
itulah yang sebagai acuan kompetisi, kenaikan/kelulusan, atau sarana masuk
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Jika demikian maka guru secara otomatis
akan melaksanakan sesuai dengan tuntutan kompetisi, kenaikan dan masuk
kejenjang selanjutnya.
Pertanyaan kita selanjutnya adalah, gagalkah
kurikulum 2013? Kita lihat saja nanti. Kita berharap tidak.
Hal yang menyebabkan kegagalan K2013 adalah idealisme yang membuat dengan menghapus mapel TIK/KKPI tanpa memberikan solusi. Bayangkan saja jika seluruh guru TIK/KKPI di Indonesia merasa didzolimi dan berdoa untuk yang membuat K2013, apa yang akan terjadi. Segera minta maaflah kepada guru-guru TIK/KKPI yang mata pelajarannya dihapus secara sepihak....jangan memaksakan kehendak diatas kepentingan orang banyak.
BalasHapusMemang benar, logikanya kurikulum 2013 memberi fasilitas disemua bidang kecerdasan termasik TIK dll sesuai tujuannya yaitu menceri dan mengembangkan kelebihan dalam bidang tertentu. Tetapi memang demikianlah jadinya. Semoga Allah memberi petunjuk.
Hapus