Keberhasilan
pelaksanaan kurikulum 2013 tidak sekedar ditentukan berhasilnya guru melakukan
pembelajaran di depan kelas. Sedikitnya ada 4 komponen yang sangat menentukan
keberhasilannya. Hal yang sangat baru bagi guru ini merupakan tantangan yang serius
dan memerlukan tenaga dan pikiran yang ekstra keras serta keikhlasan khususnya
dalam mewujudkan tujuan yang merupakan ruh dari kurikulum 2013 tersebut. Adapun
4 komponen tersebut adalah :
1. Guru
Guru yang sudah puluhan tahun mengajar dengan cara dan model yang
terus-menerus tidak merubah (monoton) telah menjadikan bentuk sebuah karakter guru
Indonesia. Baik dalam mengajar, membimbing, sampai pada pekerjaan lain yang
berkenaan dengan pendidikan. Hal itu berhubungan dengan tuntutan kurikulum yang
berlaku saat itu. Karena sudah menjadi
karakter yang menempel erat itulah, maka tidaklah mudah bagi guru dalam
menerima perubahan menuju Kurikulum 2013. Hal yang mencolok adalah rutinitas
guru yang sudah puluhan tahun di depan kelas, menyaampaikan materi, kemudian
mengevaluasi dan menemukan serta menentukan mana siswa yang cerdas dan “bodoh”. Kini guru harus berbalik arah
secara drastis, guru harus mampu membentuk karakter siswa, membimbing siswa,
sedangkan materi hanyalah sebagai jembatan menuju karakter yang diharapkan.
Perubahan signifikan ini yang membuat
guru sulit berubah.
2. Siswa
Siswa merupakan komponen yang paling lemah dalam hal ini. Dia akan menerima
apa adanya perubahan yang terjadi. Bagi siswa sendiri, pembelajaran di sekolah
merupakan pengalaman awal dalam menekuni dunia pendidikan, sehingga siswa
merupakan komponen yang paling mudah dapat berubah. Bahkan tidak ada masalah.
3. Orang Tua
Pengalaman orang tua ketika mereka sekolah terkadang memberikan pengaruh
dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Lebih parah lagi orang tua sering menanyakan
rengking berapa anaknya di kelas, Berapa nilai Matematikanya, IPAnya, dan
sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan orang tua terkadang memberikan guru rasa
tidak nyaman dan kurang merdeka dalam melaksanakan proses pembelajaran. Namun
pada umumnya orang tua merupakan komponen yang mudah menerima perubahan setelah
siswa.
4. Lembaga
Dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Lembaga yang menangani dan
mengontrol langsung terlaksanakannya Kurikulum 2013 tidak menjamin pasti dapat
menerima perubahan ini dengan sempurna. Akan Nampak jika nantinya lembaga mengkoordinir tes akademik dan
membuatnya peringkat mana yang unggul dan kurang unggul kemudian disebarluaskan
dan diketahui sekolah mana yang unggul dan kurang unggul tersebut. Hal ini
sangat fatal akibatnya. Guru sudah tak akan lagi mempedulikan proses dalam
kurikulum 2013. Tidak peduli dengan karakter siswa. Guru akan terfokus pada
akademik yang akan dikompetisikan karena jika gagal maka guru akan mendapat
malu. (semoga tidak terjadi)
Agen Judi Bola
BalasHapusAgen Judi Online
Agen Judi
Agen Bola
Agen Sbobet
Agen Bola Ibcbet
Agen Casino Online
Agen Terpercaya
Prediksi Akurat
Prediksi Bola